PROBOLINGGO -
Setelah dipecat gara-gara ngrasani sekolahnya di Facebook, Senin (2/8) lalu, 4 siswi SMAN 2 Kota Probolinggo hingga kini belum mendapatkan sekolah pengganti. Sisi lain, Dewan Pendidikan Kota Probolinggo mendesak, pihak sekolah kembali menerima siswinya itu.“Belum tahu, saya hendak sekolah kemana. Yang jelas hingga kini belum dapat sekolah yang baru,” ujar Mega Ayu Korina, siswi kelas XI SMAN 2 di rumahnya, Jl. Abdul Hamid, Gang Kebun Mendek, Kel. Kebonsari Kulon, Kec. Kanigaran, Kota Probolinggo, Sabtu (7/8) pagi tadi.Nasib serupa juga dialami tiga teman Mega lainnya yakni Devi Rizki, Rusdiana Islamiati, dan Anisah Nurul Hidayah. Keempat siswi kelas XI IPS itu sedang mencari sekolah yang mau menampungnya setelah mereka di-drop out (DO) dari SMAN 2.“Yang memulai nulis status di Facebook sebenarnya Devi, kemudian dikomentari beramai-ramai oleh teman-teman,” ujar Mega. Dikatakan Jumat (30/7) lalu, Devi melalui situs jejaring sosial itu berkeluh kesah soal maraknya aksi kejahatan di sekolahnya di antaranya helm hilang, jok motor di tempat parkir disilet, hingga sepatu di musala juga disilet.“Keponakan saya pun ikut-ikutan berkomentar,” ujar Arif Sulivan, paman Mega. Warga RT 3/RW 3 Kel. Kebonsari Kulon itu kemudian memperlihatkan tulisan tangan Mega pada selembar kertas yang sempat diunggah (upload), Jumat (30/7) lalu sekitar pukul 21.12. Yakni, “O ia. Mandar sing salah cepet matek”.Mega mengatakan, kata-kata itu diarahkan kepada pelaku yang sering berbuat onar di sekolah seperti mencuri helm, menyilet jok motor dan sepatu. Komentar Mega lainnya, “ae etz ma. Cek pak wali kog scol saiki iku g bersi. Trs ap gunane ada guru piket, ada satpam, leg g ad tanggung jawabe. Jog wedi di tokno rek. Qt t salah, tenang wis. Masio anake jenderal sing sugeh dewe, ojog belagu …. Cz sik ono sing lebih sugeh, percaya etz. Freedom to girl ok???”Mega mengakui, memang ada komentar teman-temannya yang bernada kasar. Di antaranya, “sekolah tak brtanggung jawaB + keparat!” dan “gobLok soro!”Gara berkeluh-kesah soal sekolahnya itu, empat siswi itu akhirnya di-DO. Senin (2/8) lalu, ke-4 siswi dan orangtuanya dipanggil ke SMAN 2. “Bukan dipecat atau di-DO, kami hanya menyerahkan mereka kepada orangtuanya,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Muhammad Zaini.Arif menyayangkan tindakan sekolah main pecat itu. “Tanpa peringatan apa-apa, keponakan saya langsung dipecat,” ujarnya.Anehnya, ada dua siswa yang ikut berkomentar di Facebook tetapi tidak sampai di-DO. Salah satu di antara keduanya adalah cucu anggota DPRD Kota Probolinggo.